Melihat berita di TV, mendengar apa yang disampaikan tentang di haramkannya Facebook (berfacebook) saya mulai mencari-cari berita di internet yang membahas tentang di haramkannya facebook dengan maksud memberi tanggapan tentang masalah tersebut, pencarian waktu itu saya fokuskan pada website-website ternama. Saya bertemu beberapa website yang membahas masalah tersebut dan disitu saya mulai memberikan tanggapan, namun sayang sekali tanggapan saya tidak di terima oleh moderatornya. Akhirnya saya putuskan saja untuk mempostingnya di blog saya sendiri disini.
Kenapa sih Facebook di haramkan? apa karena ada content pornografinya atau porno aksinya atau porno-porno yang lain? dilihat dari segi apa berfacebook itu haram? semudah itukah kita mengatakan haram?
Setiap situs pertemanan pastilah ada yang iseng atau dengan sengaja menampilkan gambar yang berbau porno yang kadang belum tentu dapat di blok oleh webmasternya, namun bukan berarti kita bisa begitu saja menharamkan sebuah situs kan!.
Kalau hanya segi-segi tersebut kita melihatnya terus kita mengharamkan situs pertemanan, bagaimana kalau anda ikut saya jalan-jalan sebentar kemasa lalu saat awal terlahirnya sebuah internet.
Kalau menurut apa yang saya baca dan hukum perkiraan yang terkadang saya anut. Internet tercipta/diciptakan oleh tangan dan pikiran orang-orang eropa yang saya yakin tidak ada orang muslim didalamnya. Kemudian setelah internet tercipta saya juga yakin pesta minuman beralkohol menjadi bayarannya.
Nah.., dari hasil jalan-jalan kita yang hanya beberapa detik saja sudah bisa saya simpulkan, kenapa situs pertemanan seperti friendster, facebook, dan sejenisnya harus di haramkan? kenapa tidak sekalian saja BER-INTERNET ITU HARAM.
Sekian sampai disini saja tanggapan saya tentang masalah halal-haram situs pertemanan, puas sudah karena apa yang menganjal saya beberapa ini hari sudah saya sampaikan disini. Harapan saya, semoga apa yang saya sampaikan disini bisa menjadi masukan bukan menjadikan masalah ini semakin panjang seperti apa yang pernah ditimpakan kepada saya.
No comments:
Post a Comment